Ragam wacana dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang. Dapat berdasarkan media komunikasi, dan peserta komunikasi.
A.
Berdasarkan
Media Komunikasi
Dilihat
berdasarkan media komunikasi, wacana dapat dipilah menjadi dua, yaitu wacana
tulis dan wacana lisan.
1.
Wacana tulis
Adalah jenis wacana yang disampaikan melalui tulisan.
Sampai saat ini tulisan masih merupakan media yang sangat efektif dan efisien
untuk menyampaikan berbagai gagasan, wawasan, ilmu pengetahuan, dll.
2.
Wacana Lisan
Adalah jenis wacana yang disampaikan secara lisan atau
langsung dalam bahasa verbal. Jeis wacana ini sering disebut sebagai tuturan
atau ujaran.
Kedua
jenis wacana tersebut memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan tersebut
menjadi ciri bagi keduanya dan dapat dituliskan menjadi delapan poin sebagai
berikut.
1. kalimat
dalam wacana lisan kurang terstruktur, dan tidak lengkap, bahkan hanya susunan
frasa, sementara wacana tulis kalimatnya lebih terstruktur.
2. penataan
subordinatif bahasa dalam wacana lisan lebih sedikit dibanding penataan
subordinatif bahasa dalam wacana tulis.
3. wacana
lisan jarang menggunakan kata hubung karena pendengar dan pembicara sudah
sama-sama paham tanpa itu, sementara wacana tulis sering menggunakan kata
hubung untuk memadukan ide satu dengan ide yang lainnya.
4. dalam
wacana lisan jarang digunakan frasa benda yang panjang, sementara wacana tulis
justru menggunakannya untuk menggembungkan isi tulisan.
5. kalimat
dalam wacana lisan cenderung berstruktur topik-komen, begitu seorang pembicara
menyampaikan sebuah topik, maka pendengar memberikan sebuah komentar. Berbeda
dengan itu, wacana tulis menggunakan struktur subjek-predikat, sering
mendahulukan subjek kemudian diikuti predikat agar disebut kalimat yang
lengkap.
6. ketika
menyampaikan wacana lisan, penutur dapat memperhalus struktur kalimat yang
kurang tepat saat itu juga, sementara dalam wacana tulis tidak dapat demikian,
revisi kalimat perlu dilakukan secara berkala.
7. wacana
lisan, khususnya dalam percakapan sehari-hari, seseorang akan lebih sering menggunakan
kosakata umum yang mudah dimengerti oleh lawan bicara dari berbagai kalangan.
Sementara itu, wacana tulis lebih sering menggunakan istilah teknis yang
bermakna khusus karena wacana tulis kebanyakan ditujukan kepada golongan
akademisi.
8. dalam
wacana lisan sering diulang-ulang satu bentuk sintaksis yang sama dan digunakan
pula sejumlah “filler” untuk memendekkan kalimat, sementara dalam wacana tulis
hal tersebut justru dianggap pemborosan (tidak efisien).
B.
Berdasarkan
Peserta Komunikasi
Berdasarkan peserta
komunikasi, wacana dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu monolog, dialog, dan polilog.
1. Monolog
merupakan pembicaraan searah, pendengar tidak bisa langsung menanggapi apa yang
disampaikan oleh pembicara.
2. Dialog
merupakan pembicaraan dua arah (timbal-balik) yang dilakukan oleh dua orang dan
diantara keduanya terjadi pergantian peran, yang semula menjadi pembicara
kemudian menjadi pendengar, dan sebaliknya.
3. polilog
menuntut adanya pergantian peran dan hubungan timbal balik, namun polilog tidak
hanya dilakukan oleh dua orang melainkan lebih dari itu, mulai 3, 4, 5 orang
dan seterusnya. Kemiripan yang dimiliki oleh dialog dan polilog menyebabkan
keduanya memiliki prinsip yang serupa sebagai berikut. Tugas seorang pendengar,
minimal: memperhatikan dan memahami ujaran pembicara, dan mengidentifikasi
objek, individu, ide, peristiwa, serta hubungan semantik antara referensi dan
topik. Tugas seorang pembicara, minimal: mgucapkan ujaran dengan jelas, dan
menyediakan informasi yang memadai. Selain itu juga terdapat prinsip kerjasa,
yaitu: kuantitas sesuai yang diperlukan, kualitas yang benar saja, relasi
sesuai dengan yang dibicarakan, dan cara yang jelas, sederhana, ringkas,
runtut, dan tak mendua arti. Fadillah (2012:8) membedakan jenis wacana
bedasarkan jenis pemakaian menjadi dua, yaitu wacana monolog (bersifat satu
arah) dan wacana dialog (bersifat dua arah).
Demikian ragam wacana dilihat dari sudut
media komunikasi, dan peserta komunikasi.
SEMOGA BERMANFAAT
0 komentar:
Posting Komentar