STKIP PGRI JOMBANG ( PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2012 C )

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 25 Maret 2015

HAKIKAT WACANA




MAKALAH 
WACANA BAHASA INDONESIA
HAKIKAT WACANA
Dosen Pengampu:
Diana Mayasari S.Pd.,M.Pd.
Description: STKIP (FC).JPG
Di susun oleh
KELOMPOK 1
Indra Yuli Setiawati        (126665)
Laukhil Mahfidiyah         (126701)
Vivin Erviana                  (126758)
Kiki Andriani                  (136828)

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA  2012 - C
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
JOMBANG

2015



KATA PENGANTAR

Ucapan puji syukur kehadirat Allah SWT adalah mutlak adanya penyusun haturkan, tidak lain karena limpahan nikmat dariNya sehingga penyusun bisa menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Wacana Bahasa Indonesia. Tugas ini sengaja dibuat untuk memenuhi syarat Mata kuliah Wacana Bahasa Indonesia.
Dalam tugas ini penyusun ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Diana Mayasari, S.Pd.,M.Pd. selaku dosen pengampu Mata kuliah Wacana Bahasa Indonesia.
2.   Temen-temen kelompok kami yang kompak dan semangat dalam mengerjakan tugas serta.
3.   Rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia  yang mengikuti mata kuliah Wacana Bahasa Indonesia.
4.   Semua pihak pendukung yang tidak bisa penyusun sebutkan satu persatu,sehingga tugas ini bisa terselesaikan tepat pada waktunya.
      Sebuah kata sempurna tidak pantas penyusun sandang dalam penyusunan tugas ini karena masih banyak celah dan salah yang membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca. Harapan penyusun semoga tugas ini bisa memberikan setitik ilmu dan manfaat bagi para pembaca. Amin.

Jombang,   Maret  2015

Penyusun





DAFTAR  ISI
SAMPUL HALAMAN                                                                                                        i
KATA PENGANTAR                                                                                                         ii
DAFTAR ISI      ……………………………………………………………………….      iii
BAB I  PENDAHULUAN
1.1           Latar Belakang ……………………………………………………………    1
1.2           Batasan Masalah …………………………………………………………..   1
1.3           Rumusan Masalah ………………………………………………………...    2
1.4           Tujuan  Penulisan  …………………………………………………………   2
1.5           Manfaat Penulisan  ………………………………………………………..    2

BAB II PEMBAHASAN
2.1           Hakikat wacana ……………………………………….……...………...…       3         
a.       Pengertian wacana ……………………………………….………..…      3
b.      Ciri-ciri wacana  ………………………………………….………....       4
c.       Fungsi / manfaat  wacana dalam bahasa ………………….……….. .      5
d.      Jenis-jenis wacana ………………………………………….………...     6
e.       Contoh wacana …………………………………………….………. ..     8
BAB III PENUTUP
3.1           Simpulan  ……………………………………………….……………….      10
3.2           Saran   …………………………………………………………………..       10

DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang
Di era globalisasi seperti sekarang ini, dimana kita dituntut untuk bisa menjalani keseharian dengan cepat, tepat, dan sosialis, sudah barang tentunya semua itu membutuhkan komunikasi yang juga sekaligus menunjukkan kalau manusia itu merupakan makhluk sosial. Makhluk yang saling membutuhkan satu sama lain, dan untuk menunjukkan itu, maka komunikasi tentunya menempati tempat yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Dalam berkomunikasi tentunya dibutuhkan banyak aspek untuk bisa menciptakan suatu sistem atau tataran komunikasi yang baik. Agar pesan yang akan disampaikan bisa diterima dengan jelas dan baik oleh lawan bicara kita. Hal tersebut diantaranya adalah  bahasa. Di dalam bahasa ada banyak aspek lagi yang perlu kita pahami agar komunikasi  bisa tersampaikan sesuai dengan yang kita harapkan. Dan media untuk menyampaikan  pesan dalam berbahasa pun itu ada banyak jenisnya, mulai dari puisi, novel, lagu, dan wacana.
Penyampaian pesan ataupun argumen dalam bentuk puisi, novel, dan lagu merupakan cara penyampaian pesan yang dapat dilakukan tanpa menggunakan tata bahasa yang baku, karena semua itu merupakan karya sastra. Namun, berbeda dengan puisi, novel, dan lagu, wacana merupakan media penyampaian pesan atau argumen yang memiliki aturannya tersendiri karena wacana masuk sebagai golongan karya ilmiah yang memiliki aturan baku.
Oleh karena itu, pada makalah ini, kami akan mencoba menjelaskan betapa pentingnya apa  itu wacana dan memahaminya supaya tidak terjadinya kesalah pahaman dalam pengertian wacana.

1.2        Batasan  Masalah
Untuk menghindari adanya kesimpangsiuran dalam makalah ini, maka kami membatasi masalah-masalah yang akan dibahas yaitu:
1.      Tentang hakikat wacana.

1.3        Rumusan Masalah
Dari batasan masalah diatas kelompok kami, dapat merumuskan masalah diantaranya:
1.      Apa pengertian Wacana ?
2.      Apa saja ciri-ciri wacana ?
3.      Apa manfaat wacana ?
4.      Apa saja  jenis-jenis wacana ?

1.4        Tujuan Penulisan
Dalam penyusun makalah ini kelompok kami memiliki beberapa tujuan diantaranya :
1.      Dapat mengetahui pengertian wacana
2.      Dapat mengetahui ciri-ciri wacana
3.      Dapat mengetahui manfaat wacana
4.      Dapat mengetahui jenis-jenis wacana

1.5        Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.      Diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman tentang wacana .
2.      Diharapkan dapat bermanfaat sebgai bahan rujukan ataupun perbandingan untuk pembuat makalah selanjutnya.
3.      Menambah wawasan untuk penulis tentang wacana




BAB II
PEMBAHASAN
2.1        Hakikat wacana.
Kata wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut seperti halnya demokrasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup. Seperti halnya banyak kata yang digunakan, kadang-kadang pemakai bahasa tidak mengetahui secara jelas apa pengertian dari kata yang digunakan tersebut. Ada yang mengartikan wacana sebagai unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Ada juga yang mengartikan sebagai pembicaraan. Kata wacana juga banyak dipakai oleh banyak kalangan mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, sastra dan sebagainya.

A.  Pengertian wacana
Wacana merupakan wujud komunikasi verbal. Dari segi bentuk bahasa yang dipakai wacana terbagi dua, yakni wacana lisan dan wacana tulis. Wacana lisan (ujaran) merupakan wujud komunikasi lisan yang melibatkan pembaca dan penyimak, sedangkan wacana tulis (teks) merupakan wujud komunikasi tulis yang melibatkan penulis dan pembaca. Aktivitas penyapa (pembicara/penulis) bersifat produktif, ekspesif, kreatif, sedangkan akktivitas pesapa (pendengar/pembaca) bersifat reseptif. Aktivitas di dalam diri pesapa bersifat internal sedangkan hubungan penyapa dan pesapa bersifat  interpersonal (Sudaryat, 2009:106).
Wacana (discourse) adalah satuan bahasa terlengkap dan dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.

Wacana dapat direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh (novel,buku, seri ensiklopedia, dan sebagainya) atau dapat pula disajikan dalam bentuk karangan yang bersifat membujuk (persuasi) contohnya iklan. Tarigan (1993:23) mengatakan istilah wacana dipergunakan untuk mencakup bukan hanya percakapan atau obrolan, tetapi juga pembicaraan dimuka umum, tulisan serta upaya-upaya formal seperti laporan ilmiah dan sandiwara atau lakon.
Menurut Stubbs (dalam Tarigan, 1993:25) wacana adalah organisasi bahasa di atas kalimat atau di atas klausa. Dengan perkataan lain, unit-unit linguistik yang lebih besar daripada kalimat/kalusa seperti pertukaran-pertukaran percakapan atau teks-teks tertulis disebut wacana. Secara singkat apa yang disebut teks bagi wacana adalah kalimat bagi ujaran (utterance). Doeso (dalam Tarigan, 1993:25) berpendapat wacana adalah seperangkat preposisi yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi bagi penyimak atau pembaca.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian wacana adalah suatu pernyataan atau rangkaian pernyataan yag dinyatakan secara lisan ataupun tulisan yang memiliki makna dan konteks di dalamnya

B.  Ciri – ciri wacana
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diperoleh ciri atau karakterisitik sebuah wacana. Ciri-ciri wacana adalah sebagai berikut.
1.      Satuan gramatikal
2.      Satuan terbesar, tertinggi, atau terlengkap
3.      Untaian kalimat-kalimat
4.      Memiliki hubungan proposisi
5.      Memiliki hubungan kontinuitas, berkesinambungan
6.      Memiliki hubungan koherensi
7.      Memiliki hubungan kohesi
8.      Medium bisa lisan maupun tulis
Syamsuddin (1992:5) menjelaskan ciri dan sifat sebuah wacana sebagai berikut.
1.      Wacana dapat berupa rangkaian kalimat ujar secara lisan dan tulis atau rangkaian tindak tutur
2.      Wacana mengungkap suatu hal (subjek)
3.      Penyajian teratur, sistematis, koheren, lengkap dengan semua situasi pendukungnya
4.      Memiliki satu kesatuan misi dalam rangkaian itu
5.      Dibentuk oleh unsur segmental dan nonsegmental.

C.  Fungsi / manfaat wacana dalam bahasa
Secara umum fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Fungsi bahasa tersebut dikelompokkan kepada 2 kategori utama yaitu fungsi transaksional dan fungsi interaksional. Brown dan Yule (1996: 1) menjelaskan fungsi transaksional bertujuan untuk menyampaikan informasi faktual atau proposisional. Sedangkan fungsi interaksional bertujuan untuk memantapkan dan memelihara hubungan sosial dan sikap-sikap pribadi.
Wacana dengan unit konversasi memerlukan unsur komunikasi yang berupa sumber (pembicara san penulis) dan penerima (pendengar dan pembaca). Semua unsur komunikasi berhubungan dengan fungsi bahasa (Djajasudarma, 1994:15). Fungsi bahasa meliputi (1) fungsi ekspresif yang menghasilkan jenis wacana berdasarkan pemaparan secara ekspositoris, (2) fungsi fatik (pembuka konversasi) yang menghasilkan dialog pembuka, (3) fungsi estetik, yang menyangkut unsur pesan sebagai unsur komunikasi, dan (4) fungsi direktif yang berhubungan dengan pembaca atau pendengar sebagai penerima isi wacana secara langsung dari sumber.
Selanjutnya Halliday (1970, 1973) dalam Leech (1993:86) membedakan tiga fungsi bahasa atas fungsi idesional, interpersonal, dan tekstual. Pada fungsi idesional bahasa dipakai untuk alat pengungkap sikap penutur dan pengaruhnya pada sikap dan perilaku penutur. Sedangkan pada fungsi tekstual bahasa difungsikan sebagai alat untuk membangun dan menyusun sebuah teks. Lebih lanjut Halliday menjelaskan bahwa interpersonal terdiri atas fungsi ekspresif dan informatif sebagaimana telah dikemukakan Popper.
Pada dasarnya pengenalan terhadap berbagai fungsi bahasa akan sangat membantu dalam penelaahan wacana. Sebaliknya tanpa pengenalan terhadap berbagai fungsi bahasa akan dapat menjadi halangan di dalam menginterpretasikan sebuah wacana. Seorang penganalisis wacana di dalam menganalisis sebuah wacana harus selalu mengaitkan bentuk-bentuk bahasa yang digunakan dengan tujuan dan fungsi di mana dan untuk apa bahasa itu digunakan dalam wacana tersebut.
Analisis wacana pada prinsipnya adalah analisis satuan-satuan bahasa di atas kalimat yang digunakan dalamproses komunikasi. Untuk itu analisis tidak dapat dibatasi pada pembentukan bahasa yang bebas dari tujuan dan fungsinya. Karena itu, wacana berkaitan erat dengan fungsi bahasa.

D.  Jenis – Jenis Wacana
v  Berdasarkan bentuk atau jenisnya, wacana dibedakan menjadi empat  yaitu:
1.      Wacana Narasi
Narasi adalah cerita yang didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian atau peristiwa. Narasi dapat berbentuk narasi ekspositoris dan narasi imajinatif.Unsur-unsur penting dalam sebuah narasi adalah kejadian, tokoh, konfik, alur/plot, serta latar yang terdiri atas latar waktu, tempat, dan suasana.
2.      Wacana Deskripsi
Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan/suatu objek berdasarkan hasil pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulisnya.Untuk mencapai kesan yang sempurna bagi pembaca, penulis merinci objek dengan kesan, fakta, dan citraan. Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam, yaitu deskripsi Imajinatif/Impresionis dan deskripsi faktual/ekspositoris.
3.      Wacana Eksposisi
Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada pembacanya. Karangan eksposisi biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalah-makalah untuk seminar, simposium, atau penataran.Tahapan menulis karangan eksposisi, yaitu menentukan objek pengamatan, menentukan tujuan dan pola penyajian eksposisi, mengumpulkan data atau bahan, menyusun kerangka karangan, dan mengembangkan kerangka menjadi karangan.Pengembangan kerangka karangan berbentuk eksposisi dapat berpola penyajian urutan topik yang ada dan urutan klimaks dan antiklimaks.
4.      Wacana Argumentasi
Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-pernyataan yang logis. Tujuan karangan argumentasi adalah berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang.Tahapan menulis karangan argumentasi, yaitu menentukan tema atau topik permasalahan, merumuskan tujuan penulisan, mengumpulkan data atau bahan berupa: bukti-bukti, fakta, atau pernyataan yang mendukung, menyusun kerangka karangan, dan mengembangkan kerangka menjadi karangan.Pengembangan kerangka karangan argumentasi dapat berpola sebab-akibat, akibat-sebab, atau pola pemecahan masalah.

v  Jenis- Jenis Wacana Menurut Para Ahli
Menurut pendapat Leech (1974, dalam Kushartanti dan Lauder, 2008:91) tentang fungsi bahasa, wacana dapat diklasifikasi sebagai berikut.
1.    Wacana ekspresif, apabila wacana itu bersumber pada gagasan penutur atau penulis sebagai sarana ekspresif, seperti wacana pidato.
2.    Wacana fatis, apabila wacana itu bersumber pada saluran untuk memperlancar komunikasi, seperti wacana perkenalan dalam pesta.
3.    Wacana informasional, apabila wacana itu bersumber pada pesan atau informasi, seperti wacana berita dalam media massa.
4.    Wacana estetik, apabila wacana itu bersumber pada pesan dengan tekanan keindahan pesan, seperti wacana puisi dan lagu.
5.    Wacana direktif, apabila wacana itu diarahkan pada tindakan atau reaksi dari mitra tutur atau pembaca, seperti wacana khotbah.

Menurut Djajasudarma (1994:6), jenis wacana dapat dikaji dari segi eksistensinya (realitasnya), media komunikasi, cara pemaparan, dan jenis pemakaian.
a.       Realitas Wacana
Realitas wacana dalam hal ini adalah eksistensi wacana yang berupa verbal dan nonverbal. Rangkaian kebahasaan verbal atau language exist (kehadiran kebahasaan) dengan kelengkapan struktur bahasa, mengacu pada struktur apa adanya; nonverbal atau language likes mengacu pada wacana sebagai rangkaian nonbahasa (rangkaian isyarat atau tanda-tanda yang bermakna)
b.      Media Komunikasi Wacana
Wujud wacana sebagai media komunikasi berupa rangkaian ujaran lisan dan tulis. Sebagai media komunikasi wacana lisan, wujudnya dapat berupa sebuah percakapan atau dialog lengkap dan penggalan percakapan. Wacana dengan media komunikasi tulis dapat berwujud sebuah teks, sebuah alinea, dan sebuah wacana.
c.       Pemaparan Wacana
Pemaparan wacana sama dengan tinjauan isi, cara penyusunan, dan sifatnya. Berdasarkan pemaparan, wacana meliputi naratif, prosedural, hortatori, ekspositori, dan deskriptif.
d.      Jenis Pemakaian Wacana
Jenis pemakaian wacana berwujud monolog, dialog, dan polilog. Wacana monolog merupakan wacana yang tidak melibatkan bentuk tutur percakapan atau pembicaraan antara dua pihak yang berkepentingan. Wacana yang berwujud dialog berupa percakapan atau pembicaraan antara dua pihak. Wacana polilog melibatkan partisipan pembicaraan di dalam konservasi.

E.    Contoh Wacana
Ø  Wacana narasi

Kegiatan disekolahku demikian padatnya. Setiap hari, aku masuk pukul 07.00. Agar tidak terlambat, aku selalu bangun pukul 04.30. Setelah mandi, akupun shalat subuh. Kemudian, aku segera mengenakan seragam sekolah. Tak lupa aku lihat-lihat lagi buku yang harus aku bawa. Yah, sekedar mengecek apakah buku-buku yang aku bawa sudah sesuai dengan jadwal pelajaran hari itu. Selanjutnya, aku makan pagi. Lalu, kira-kira pukul 06.00, aku berangkat ke sekolah. Seperti biasanya, aku ke sekolah naik angkutan umum. Jarak rumah dengan sekolahku tidak jauh, sekitar enam kilometer. Aku memang membiasakan berangkat pagi-pagi. Maklum, angkutan kota sering berhenti lama untuk mencari penumpang. Jika aku berangkat agak siang, wah, bisa terlambat sampai di sekolah.
Di sekolah, aku belajar selama kurang lebih enam jam. Jam pelajaran berakhir pukul 12.45. Itu untuk hari-hari biasa. Hari Rabu, aku pulang pukul 14.30, karena mengikuti kegiatan ekstrakulikuler dulu. Khusus hari Jum’at, aku bisa pulang lebih awal, yaitu pukul 11.00.
Paragraf narasi diatas berisi sebuah fakta. Apbila dicermati, paragraf tersebut berisi urutan peristiwa berikut : bangun pukul 04.30, mandi, shalat subuh, berpakaian, mengecek buku, makan pagi, berangkat sekolah, belajar di sekolah, pulang sekolah. Rangkaian  peristiwa tersebut dialami oleh tokoh aku. Aku mengalami “konflik” dengan dirinya sendiri, yaitu kebiasaannya setiap hari.


Ø  Wacana deskripsi
Bunga Mawar
mahkota bunga berwarna merah tersusun saling bertumpuk membentuk lapisan-lapisan, kelopak bunga berwarna hijau berada tepat di bawah mahkota bunga,  bunga disangga oleh batang yang tegak lurus, menempel dan menjadi satu dengan kelopak bunga, dengan warna hijau kecoklatan. batang bunga sebagai penyangga, di lindungi oleh duri-duri yang jarang pada sisi-sisinya

Ø  Wacana eksposisi

Jatuhnya sebuah pesawat berkapasitas 266 penumpang air bus A300- 600 merupakan peristiwa kedua kalinya bagi American Air lines beberapa detik saat lepas landas dari bandara internasional O’Hare Chicago, tiba-tiba mesin sebelah kiri lepas dari dudukannya. Pilot tidak bisa lagi mengendalikan pesawat akibat keseimbangan dari pesawat mendadak berubah dengan jatuhnya mesin yang berbobot sekitar 5 ton. Pesawat mendarat dan menghujam tempat parkiran kendaraan 31 detik kemudian dan 271 penumpang plus awak tewas ditempat. 
Sumber: Kompas, 15 November 2001 tulisan yang singkat, akurat, dan padat

Ø  Wacana agrumentasi

Berikut sedikit contoh kutipan wacana argumentasi
Menyetop bola menggunakan  dada dan kaki dapat ia lakukan dengan sempurna. Tembakan kaki kanan serta kaki kirinya tepat dan keras. Sundulan yang dihasilkan dari kepalanya sering memperdaya kiper lawan. Bola seolah-olah menurut kehendak dirinya. Larinya sangat cepat bagaikan kijang. Menjadikan lawan sukar mengambil bola diantara kakinya. Operan bolanya akurat dan terarah. Amin benar-benar pemain bola profesional.
Tujuan yang ingin di capai melalui argumentasi tersebut, antara lain :
·         Melontarkan pandangan / pendirian
·         Mendorong atau mencegah
·         Mengubah tingkah laku pembaca
·         Menarik simpat


BAB III
PENUTUP

3.1        Simpulan
Wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan sehingga membentuk makna yang serasi di antara uraian kalimat-kalimat tersebut. Banyak hal yang di bahas dalam konsep dasar wacan ini, antara lain  hakikat wacana yakni banyak kata yang digunakan, kadang-kadang pemakai bahasa tidak mengetahui secara jelas apa pengertian dari kata yang digunakan tersebut. Kemudian persyaratan terbentuknya wacana yaitu harus satuan gramatikal, satuan terbesar, tertinggi, atau terlengkap, untaian kalimat-kalimat, memiliki hubungan proposisi, memiliki hubungan kontinuitas, berkesinambungan, memiliki hubungan koherensi, memiliki hubungan kohesi, rekaman kebahasaan utuh dari peristiwa komunikasi, bisa transaksional juga interaksional, medium bisa lisan maupun tulis, sesuai dengan konteks. Lalu konteks wacana yaitu ada beberapa konteks dalam wacana antara lain adalah wacana lisan dan wacana tulis. Lalu ada lagi yaitu jenis-jenis dalam wacana antara lain wacana ekspresif, wacana fatis, wacana informasional, wacana estetik, dan wacana direktif. Kemudian membahas juga tentang peristiwa berbahasa dan tidak berbahasa. Serta tentang prinsip-prinsip analisis wacana yaitu dalam studi wacana tidak hanya menelaah bagian-bagian bahasa sebagai unsur kalimat, tetapi juga harus mempertimbangkan unsur kalimat sebagai bagian dari kesatuan yang utuh.

3.2        Saran
Demikian makalah yang dapat penulis sajikan dan semoga dapat dijadikan wacana bagi para pembaca dan penulis.Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini dan penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan makalah selanjutnya.






DAFTAR PUSTAKA

Djajasudarma, Fatimah. 1994. Wacana: Pemahaman dan Hubungan Antarunsur. Bandung: Eresko.



SEMOGA BERMANFAAT 

http://laukhilmahfidiyah.blogspot.com/

0 komentar:

Posting Komentar

JAM ANALOG

 

Blogger news

Blogroll

About